بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ

HIKMAH SYARI’AT QURBAN

 

(01). Bentuk penegakan perintah Allah

“Katakanlah : “Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku, dan juga matiku itu hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku” (QS  Al-An’aam [6]: 162-163)

(02). Sebagai ungkapan syukur berbagai macam nikmat yang telah diberikan oleh Allah Tabaaraka wa Ta’ala

“Maka makan sebagiannya & beri makan orang yg merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta), dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu agar kamu bersyukur” (QS. Al-Hajj [22]: 36)

(03). Mengikuti ketaatan dan kesabaran Nabi Ibrahim عليه السلام dan putranya

Nabi Ibrahim عليه السلام mengorbankan anak yang dicintainya yaitu Ismail عليه السلام untuk disembelih sesuai perintah Allah. Peristiwa ini telah mengajarkan kepada manusia sikap bertauhid yang sesungguhnya. Melalui ibadah ini, beliau memperlihatkan keimanan, keyakinan, ketundukan, dan ketaatannya kepada Allah Ta’ala.

(04). Agar bisa mencapai derajat takwa

“Demikianlah (perintah Allah Ta’ala). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al-Hajj [22]: 32)

“Daging (hewan qurban) serta darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, namun yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu” (QS. 22 : 37)

(05). Merupakan syi’ar Islam yang besar

Menjadi syi’ar yang besar manakala hal itu membutuhkan pengorbanan untuk melawan jiwa yang tamak harta. Maka dari itu, Allah Ta’ala iringkan ibadah sembelih ini dengan ibadah sholat. Karena sejatinya, sholat adalah kekuatan pertama dan utama untuk menghadang terpaan syahwat dan munkar, kemudian itu sangat memudahkan seseorang untuk melanjutkan perjuangan setelahnya yaitu berqurban.
Al-Kautsar [108 ]: 3)

(06). Supaya mendapatkan pahala dan kebaikan yang sangat banyak

“Dan unta-unta itu telah Kami jadikan untukmu bagian dari syi’ar-syi’ar agama Allah, (dan) kamu banyak memperoleh kebaikan padanya” (QS. Al-Hajj [22]: 36)

“Tidak ada suatu amalan yang lebih suci di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dan juga lebih besar pahalanya melebihi kebaikan yang dilakukan di 10 hari awal Dzulhijjah” (HR. Ad-Darimi no. 1776 dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 3476, hadits dari Ibnu Abbas, lihat Shahiihut Targhiib no. 1148)

(07). Agar semakin dicintai Allah Ta’ala

“Tidak ada dari hari-hari dimana amalan shalih pada saat itu lebih dicintai Allah dari pada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah…” (HR. Bukhari no. 969, hadits dari Ibnu ‘Abbas)

(08). Supaya semakin dicintai Rasul ﷺ
Seorang muslim yg memiliki kecukupan harta namun tidak berqurban, maka Nabi ﷺ enggan untuk bertemu dengannya.

“Barangsiapa yg berkelapangan (harta) namun dia tidak mau berqurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami” (HR. Ahmad no. 8273, dan Ibnu Majah no. 2123, serta al-Hakim II/389, hadits dari Abu Hurairah, Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 6490)

(09). Supaya berbagi makanan (daging hewan qurban) dengan bersedekah atau memberi hadiah kepada keluarga & juga orang lain, sehingga dapat memperkuat ukhuwah (persaudaraan) dan kecintaan di antara sesama kaum muslimin

“Maka makanlah sebagiannya, & berilah makan orang yang rela dgn sesuatu yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta” (QS. 22 : 36)

(10). Supaya banyak berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengagungkan-Nya

“Dan bagi tiap-tiap umat itu telah Kami syariatkan penyembelihan (untuk hewan qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yg telah direzekikan Allah kepada mereka” (QS. Al-Hajj [22]: 34)

“…..Demikianlah Dia menundukkannya untukmu (hewan yg akan diqurbankan), supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yg telah Dia berikan kepadamu. Dan sampaikan kabar gembira kepada orang2 yang berbuat baik” (QS. 22 : 37)

Tulisan seseorang, semoga Allah Ta’ala menjaganya.

بارڪ اللّـہ فيڪمــ  وفي أموالكم  وجزاڪمــ اللّـہ خيـرا