Menguap kerap terjadi pada diri seseorang terutama apabila mengalami kantuk atau kekurangan oksigen dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

Menguap memang sesuatu yang tak dapat dihindari. Karena itu islam mengajarkan adab dalam menguap. Begitulah islam dalam menjaga kelestarian dan keindahan dalam beragama bahkan hal yang sering dianggap sepele oleh kebanyakan manusia namun mendapat perhatian besar dalam islam. Tentunya itu semua untuk kebaikan pada diri si masnuia itu.

Nah,,,, walaupun menguap tidak bsia dihindari namun seseorang harus berusaha menolak, mengalahkan, dan menahan kuapan, khususnya ketika sedang shalat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila seseorang menguap dalam shalatnya, hendaknya ia berusaha menahan kuapannya sebisa mungkin karena setan bisa masuk.”

Namun juga diluar shalat dalam kehidupan sehari-hari baik disaat bekerja, santai dan dalam aktivitas apapun itu agar senantiasa untuk mematuhi rambu-rambu yang telah Rasulullah ﷺ jelaskan dalam hadist berikut ini:

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ ، فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ ، وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ : هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

“sesungguhnya Allah menyukai bersin, dan tidak menyukai tasa’ub (menguap). Jika seseorang bersin maka ucapkanlah hamdalah, dan merupakan hak baginya terhadap setiap muslim yang mendengarnya untuk ber-tasymit. Adapun menguap, itu dari setan. Maka hendaknya ia menahannya sebisa mungkin. Jika ia menguap sampai mengeluarkan suara “hah” maka setan pun tertawa” (HR. Bukhari no. 6223, Muslim no. 2994).

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيهِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

“Jika kalian menguap maka tutuplah mulutnya dengan tangannya. Karena setan akan masuk”

Dalam lafadz yang lain:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ

“Jika kalian menguap dalam shalat maka tahanlah sebisa mungkin” (HR. Muslim no. 2995).

Ibnu Allan Asy Syafi’i mengatakan:

أي قدر استطاعته ، وذلك بإطباق فيه ، فإن لم يندفع بذلك فبوضع اليد عليه

“Maksudnya tahanlah sebisa mungkin. Yaitu dengan melakukan ithbaq (menggabungkan bibir). Jika tidak bisa ditahan maka dengan meletakkan tangan di mulut” (Dalilul Falihin, 6/175).

Dari dalil-dalil di atas, bisa kita simpulkan bahwa yang pertama kali diusahakan ketika menguap adalah menahan mulut dengan menggabungkan bibir. Jika tidak mampu maka baru menggunakan tangan. Kemudian bersamaan dengan itu, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun baik suara “hah” atau suara apapun.

Begitulah seharusnya adab yang harus dipraktekkan oleh setiap umat muslim, tanamkan dalam hati kalau menguap itu bukanlah masalah sepele, bukan sesuatu yang kecil, bukan suatu hal yang dapat diabaikan begitu saja tanpa perhatian serius atasnya karena ia merupakan persoalan besar dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang muslim harus memperhatikan sikapnya saat menguap. Karena Islam telah mengajarkan adab saat seseorang menguap sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ.

Oleh, Ayah Ertugrul