Mendidik dan Mengasuh Sepenuh Hati

Pesantren Dar Maryam adalah salah satu pesantren khusus putri yang pada awalnya hanya menerima anak yatim yang menetap di Dusun Tumbo Baro. Pesantren ini merupakan pesantren terstruktur yang memberikan beasiswa penuh kepada anak-anak yatim dan yatim piatu.

Di antara ratusan, bahkan ribuan anak yang berubah status menjadi yatim setelah bencana, kehancuran sarana vital seperti sekolah memperburuk kondisi mereka. Namun, bencana tersebut menarik perhatian banyak pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk segera turun tangan menangani masalah ini. Konflik berkepanjangan, ditambah bencana besar tsunami yang mengejutkan dunia pada akhir tahun 2004, telah merusak fisik dan psikologis masyarakat Aceh, meninggalkan luka yang mendalam.

Yayasan Ash-Shilah berusaha menjalin kerja sama dengan Yayasan Sheikh Eid bin Mohammad Al Thani dari Qatar untuk ikut serta membantu pemerintah Indonesia, khususnya Aceh, dalam upaya pemulihan fisik dan psikologis para korban konflik dan tsunami. Pesantren ini menjalankan program pendidikan formal berbasis pesantren dengan jenjang SMP dan SMA di bawah izin dan pengawasan Dinas Pendidikan, serta program kegiatan pesantren di bawah izin Kementerian Agama dan Badan Dayah.

Setelah tsunami, yayasan merekrut anak-anak yatim putri untuk dibina dan diberi dukungan jasmani, intelektual, serta spiritual. Pesantren Maryam binti Ibrahim adalah pesantren yang didirikan oleh seorang dermawan bernama Maryam binti Ibrahim Shaleh, di bawah naungan Yayasan Ash-Shilah yang bergerak di bidang pendidikan dan tarbiyah Islamiyah secara terstruktur pada jenjang SMP dan SMA dengan sistem boarding school.

Pesantren ini resmi berdiri pada tanggal 6 Rabiul Tsani 1429 H, bertepatan dengan 13 April 2008 M. Pesantren ini juga mendapatkan izin resmi untuk jenjang SMP dan SMA dari Dinas Pendidikan Aceh Besar serta izin resmi dari Kementerian Agama Aceh Besar. Pesantren ini didedikasikan untuk anak-anak yatim dan yatim piatu putri, sesuai dengan permintaan dari dermawan yang mendirikannya.