Berangkat dari MC yang dipandu oleh Ustadzah. Aulia, Amd, dengan menyebutkan schedule acara wisuda yang berkah ini sehingga bertambah kerinduan para hadirin terkhusus orang tua untuk menyaksikan runtutan episode wisuda bersejarah kali ini.

Bertambah lagi rindu dan seksama ketika lantunan Al-Qur’an dibacakan oleh ananda Sarah Amalia dengan suara yang khas yang menghadirkan rasa tangis sebagian yang berhadir. Semoga Allah Ta’ala menjadi generasi Islam dan kaum muslimin.

Selanjutnya, memang benar bahwasanya momentum seperti ini dibawah ketentuan Allah, Pertemuan dan perpisahan telah menjadi takdir Allah Ta’ala, itulah yang dirasakan oleh santriwati Dar Maryam terkhusus kelas 3 SMA. Torehan hati berharap semoga pertemuan selama beberapa lama ini dirahmati Allah Ta’ala dan perpisahan yang tidak meninggalkan irisan hati dan terjaga dari kesalahan.

Ustadz Khalil Akbar, S.Pd.I (Mudir Pesantren Dar Maryam)

Bapak H. Salman, S.Pd. M.Ag (Kepala Kantor Kementrian Agama Aceh Besar )

Perpisahan tadi boleh dikata berpisah dengan adek leting, tempat yang dirindu, dan para yang dicintai. Tapi, Sejatinya mereka belum berpisah dari ilmu.

Hal inilah yang juga disampaikan ketua panitia wisuda sekaligus kepala sekolah SMA Plus Dar Maryam, Ustadz. Muhammad Amri Rahman, Spd.I,

Bahwa Dar Maryam adalah batu loncatan untuk meniti dan menata perjuangan dalam menuntut ilmu di sesi selanjutnya.

Dan segala puji bagi Allah yang telah memudahkan para pengurus Dar Maryam dalam kurun 15 tahun lalu berupaya melahirkan generasi muslimah yang berkiprah dalam keilmuan, berguru, menjadi guru, penghafal Al-Qur’an. Begitulah ungkapan dari Mudir Pesantren Dar Maryam Ustadz. Khalil Akbar, Spd.I, upaya demi upaya kita tempuh dengan izin Allah Ta’ala hanya untuk mencerdaskan anak bangsa, kita menjalin kerjasama dengan LIPIA Banda Aceh, UIN Ar-raniry, USK, STAI As Sunnah, STIBA Ar Rayah, Wadi Mubarok, dan bahkan sebagian ada melanjutkan studi ke Mesir, Saudi (dengan mahrom),. Dan tidak menutup kemungkinan, keberhasilan ini akan dirasakan setiap kalian wahai anak santriwati jika dibarengkan kesungguhan.

Momentum wisuda hari ini makin membara dengan hadirnya ketua pimpinan yayasan Ash Shilah, Ustadz. Sugiyamto, SE, Mpd, Dalam orasinya beliau mengatakan bahwa keberhasilan seperti ini kita dapatkan bukan karena kita pejuang. Tapi, memang darah pejuang yang mengalir menuntut kita untuk terus berhasil, bertahan dan kuat dalam perjuangan kemudian jangan lupa anak santriwati untuk berterima kasih kepada para guru karena itu bentuk syukur kalian kepada Allah Ta’ala.

Perwakilan komite pesantren Dar Maryam Pak Muhammadiyah, S.Ag. pun melanjutkan bahwa itulah hakikat dari sebuah lembaga pendidikan untuk menghadirkan generasi yang terikat hatinya dengan Allah Ta’ala, menjadi hamba yang bertauhid serta memiliki aqidah yang kuat dan kita semua akan diminta pertanggung jawaban disisi Allah Ta’ala atas amanah yang mulia ini.

Hadirnya kakanwil kemenag Aceh Besar Pak Salman, SAg, MA, mengingatkan kembali kepada sejarah kesuksesan pendidikan itu bermula dari orang tua yang meniatkan akan adanya generasi yang berprestasi dalam ibadah dan menjadi keutuhan barisan kaum muslimin.

Sebelum berakhir wisuda yang berkah ini, datangnya Ustadz. Muhammad Thayyib, Lc, MA, menyambung agar keutuhan ini tetap menyatu dalam kepribadian setiap muslim dengan khutbah wada’ (perpisahan), yaitu 3 pesan utama; untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan itu bisa dicapai dengan kontinyu, menjadi santriwati yang shalihah untuk diri sendiri dan menjadi muslimah yang memperbaiki keadaan sekitar dengan adab yang anggun tentunya, terakhir kunci untuk semua ini; hadirkan kematian di pelupuk mata agar kemudian lebih siap dalam mengarungi onak duri kehidupan, yakinkan hati bahwa semua kita akan berpisah dengan orang kita cintai. Tapi, hamba yang pandai adalah yang menyusun langkah untuk bisa bersua kembali di surga nanti.

Lalu, ikrar janji setia santriwati muslimah Dar Maryam dibacakan oleh Ustadzah. Muna Ulya, Spd, dan diikuti gelombang suara dari para wisudawati, menggambarkan kesiapan mereka untuk berkiprah untuk agama, orang tua, nusa dan bangsa.

Terakhir, tangisan yang mengharukan dari pesan kesan yang disampaikan oleh ananda Arisa Nabila sebagai perwakilan dari kelas 3 SMA, mengutarakan rasa cinta dan khidmat di Dar Maryam selama beberapa lama ini, pasti ada kisah yang menyenangkan untuk dikenang, kisah yang menjengkelkan untuk dimaafkan, dan ananda juga adek-adek letingnya untuk berkhidmat lebih sempurna lagi di masa mendatang.

Dengan ini, berakhirlah prosesi wisuda santriwati muslimah Dar Maryam, dan selamat mengarungi kehidupan baru dan tetap istiqomah dengan ilmu dan amal yang telah dipelajari.